Nah, beberapa waktu lalu aku diajak teman buat main ke Kampung Anggrek yang ada di Kediri. Sebuah branding kawasan dengan kebun anggrek dan fasilitas penelitian tentang anggrek. Kebetulan temenku yang ngajak ini bisa dibilang geek di bidang tanaman.
Jujur dari kami berempat yang terdiri dari Aku, Adiwena, Rina dan Nova enggak ada yang tahu dimana lokasi Kampoeng Anggrek Kediri. Bermodalkan google maps dan pengetahuan rute sekitar Ngancar akhirnya kami berangkat menuju daerah Ngancar, sebuah rute yang sering aku lewati ketika naik motor dari Blitar menuju Surabaya.
Karena kami enggak mau cari aman, kami mencari jalan lain yang kata Adi itu enak. Ternyata setelah lewat jalan tersebut sedang diperbaiki (dibangun) yang membuat kami tidak bisa lewat. Akhirnya berpedoman dengan sebuah peribahasa bahwa tidak ada jalan buntu di dunia ini, akhirnya kami menemukan jalan tikus lain yang cukup menantang. Bukan lagi
offroad tapi
onwater, kami harus menyusuri sungai yang enggak terlalu dalam dan terlalu panjang melawan arus untuk bisa menyebrang.
|
On Water melawan arus |
Kurang greget gimana coba dengan perjalanan semacam itu? Setelah menyusuri sungai kami melewati hamparan ladang yang bermacam-macam. Mulai dari rumput gajah hingga ladang nanas yang cukup luas. Memang daerah lereng gunung kelud ini terkenal dengan buah nanasnya.
Setelah perjalanan sempat terganggu gegara tidak ada sinyal internet, namun ternyata sinyal GPS pun sudah bisa mengantarkan kami sampai ke tujuan dengan selamat tanpa perlu bertanya kepada warga sekitar.
Wisata Kampoeng Anggrek di Kediri
HTM masuk ke kampung anggrek di kediri ini aku kurang tahu tepatnya, kalau enggak salah satu orang empat ribu dan parkir motor tiga ribu. Pokoknya enggak sampai 5 ribu untuk satu orang. Udah dibelain nyari karcisnya enggak ketemu.
Kampung Anggrek memiliki lahan yang cukup luas dan menjadi satu kawasan dengan PT Perkebunan Sumber Petung dengan salah satu komoditinya yaitu cengkeh. Kebetulan waktu sampai di kawasan kampung ini aku mencium bau cengkeh yang sedang dijemur di sisi lain kampung anggrek.
Setelah melewati parkiran, kita akan bertemu dengan sebuah peta yang cukup besar. Nah, dari peta tersebut kita bisa dengan mudah mengetahui bagian-bagian dari Kampung Anggrek. Mulai dari istana kelinci, laboratorium anggrek, patung gorila jagung kekinian, kantin hingga yang paling penting adalah kamar mandi.
|
Peta Kampoeng Anggrek |
Menurutku akan lebih baik kalau di peta tersebut diberi arah untuk pengunjung. Sehingga para pengunjung enggak bingung bagaimana alur keliling kampung anggrek yang efektif tanpa harus terlalu capek berkeliling melewati spot-spot yang sama.
Kalau saranku sih pertama masuk langsung ambil ke kiri melewati istana kelinci kemudian ke utara terus kemudian ke timur terus sampai ke kebun anggrek yang bener-bener hits. Dari situ baru ke selatan dan kembali ke barat lagi untuk berhenti di pusat kuliner yang tidak jauh dari pintu masuk. Sehingga kalau mau pulang juga enggak jauh jalannya.
Ketika pertama datang, kesan pertama bukanlah Kampoeng Anggrek, melainkan kebun nanas, karena tampak perkebunan nanas yang cukup luas di dekat area parkir. Nah uniknya, daun nanas yang ada di sini berbeda dengan daun nanas yang biasa aku temui di hutan waktu masih kecil dulu (maklum dulu sering cari nanas liar di hutan waktu SMP). Daun nanasnya mulus tidak ada gerigi yang biasanya agak tajam.
|
Nanas di Kampoeng Anggrek |
Di dekat perkebunan nanas, banyak pohon-pohon bonsai yang dipajang. Pohon-pohon ini mengingatkanku dengan kegiatan yang sempat booming waktu duduk di bangku sekolah menengah pertama dulu. Ya, berburu bonsai pohon serut di hutan. Bahkan pernah dikejar babi hutan ketika mencari pohon bonsai.
|
Pohon bonsai di Kampoeng Anggrek |
Ketika berjalan ke utara sedikit saja kita bisa melihat kandang kelinci yang cukup besar dengan berbagai macam jenis kelinci
|
Istana kelinci di Kampoeng Anggrek |
Lagi-lagi para kelinci ini mengingatkanku dengan peliharaan semasa SMP dulu yang berakhir menjadi puluhan tusuk sate kelinci. Selain ada kelinci, di dalamnya terdapat hamster yang jumlahnya juga cukup banyak. Waktu aku memelihara kelinci dulu, gunanya hamster adalah untuk menghabiskan makanan kelinci yang suka pilih-pilih. Sedangkan hamster ini enggak pilih-pilih makanan. Apapun rumputnya tetap dihabiskan.
Sayangnya selain tidak diperkenankan untuk masuk, ada satu kursi plastik yang ada di tengah-tengah membuat pemandangan kurang asyik buat di foto.
Patung Gorila Jagung Raksasa dan Bursa Bibit
Masih di kawasan yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan istana kelinci terdapat sebuah kawasan bursa bibit. Dimana anda bisa membeli berbagai macam bibit buah-buahan untuk ditanam di pekarangan rumah. Harganya juga bervariatif tergantung jenis tanamannya.
|
Katalog bibit buah |
Buat yang enggak ngerti nama buah dan bentuk buahnya enggak perlu khawatir, karena ada bapak-bapak yang bakalan njelasin buah dan ada katalog buahnya. Jadi enggak perlu susah-susah bayangin karena dalam katalog terdapat foto buahnya.
Dari gazebo dengan katalog bibit buah kita bisa menyaksikan gorila raksasa yang terbuat dari jagung. Jadi ini to gorila hits yang akhir-akhir ini sering muncul di instagram warga Blitar dan sekitarnya.
|
Gorila Hits dari Jagung di Kampung Anggrek |
Banyak banget yang foto-foto bareng gorilla ini. Mulai dari yang dedek-dedek gemes sampai orang tua pun ikut antri hanya demi foto bareng gorila jagung yang tingginya sekitar 5 meteran.
Kecantikan Anggrek yang Bermekaran
Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan menyebrangi kolam ikan menuju sebuah greenhouse yang berisi beragam tanaman anggrek. Mulai dari yang belum berbunga hingga yang bunganya bermekaran tersedia di tempat ini.
|
deretan anggrek berjejer rapi |
Greenhouse anggrek ini merupakan salah satu spot favorit para pengunjung untuk berfoto. Karena selain deretan anggrek yang rapi, bunga-bunga anggrek yang bermekaran membuat foto menjadi tambah cantik, terutama para wanita. Bisa dibilang kalau greenhouse ini instagram-able
|
Foto Greenhouse Kampoeng Anggrek Kediri |
Ada beberpaa jenis anggrek di greenhouse ini. Apabila ingin memiliknya bisa dibeli kok. Harganya dan jenisnya juga bervariasi. Kemarin kalau nggak salah untuk anggrek bulan harganya di bandrol sekitar 80 ribuan. Ada sticker harga yang di tempel di daun-daun bunga anggrek ini. Untuk info lebih detailnya bisa langsung bertanya ke penjaga green house-nya.
Satu hal yang membuat temenku Adi kecewa hari itu, karena tidak bisa mengunjungi ke laboratorium anggrek yang menggunakan teknik kultur untuk pengembang biakannya. Padahal tujuan dia kemari cuma ingin melihat proses kultur yang sedang dipelajarinya.
Kami sempat berhenti untuk menikmati suasana yang cukup nyaman di salah satu gazeboo sambil ngomong sok pinter tentang tata kelola, perlunya tim R&D yang sepertinya belum maksimal di tempat ini terutama untuk mengenali perilaku pengunjung. Mumpung ngomong aja gratis :D.
Setelah cukup lama beristirahat, akhirnya kami memutuskan untuk segera pulang karena aku sendiri sudah memiliki janji sore itu.
Tips Main ke Kampung Anggrek Kediri
Buat kamu yang mau main ke Kampung anggrek, berikut beberapa tips dari aku
- Datanglah ketika kampung anggrek sudah buka. Jam operasionalnya kalau nggak salah pukul 08.00 – 16.00
- Tidak disarankan untuk datang antara pukul 10.00 – 14.00, karena suasana di beberapa area benar-benar panas. Cahaya juga over sehingga buat foto tidak terlalu bagus.
- Gunakan GPS untuk menuju tempat ini, karena sudah tercatat dengan baik di GPS
- Bisa ditempuh dengan kendaraan roda berapapun karena parkirannya luas. Setidaknya untuk saat ini fasilitas parkir cukup memadai.
Mungkin itu aja sih tips buat main-main ke kampung anggrek yang ada di Kediri. Dengan harga yang di tawarkan, tempat ini benar-benar worthed buat dikunjungi. Enggak mengecewakan pokoknya :).