Anggrek Kelinci ini memiliki nama ilmiah Dendrobium antennatum. Disebut sebagai anggrek kelinci karena bentuk tanduknya yang panjang menyerupai telinga kelinci.
Anggrek Kelinci merupakan jenis anggrek yang hidup di Papua. Warna bunga putih dengan labelum bergaris-garis ungu, aroma bunga harum seperti aroma bunga mawar. Banyak sekali di jumpai di daerah pantai Sorong Selatan seperti Konda dan Inanwatan. Tumbuh di sela-sela dahan pohon mangi-mangi (bakau) dan rajin menghasilkan bunga.
Anggrek ini merupakan tanaman berbunga yang sangat diminati karena bunganya yang indah dan berwarna-warni. Tanaman ini termasuk dalam famili Orchidaceae dan merupakan famili terbesar dari tanaman berbunga(Dressler, 1993).
Morfologi : Dendrobium antennatum memiliki bagian utama yaitu : akar, batang, daun dan perbungaan. Akar anggrek ini mempunyai dua jenis akar yaitu akar lekat dan akar gantung. Batang Dendrobium antennatum memiliki nodus-nodus yang sangat jelas. Sementara itu internodus-internodus dapat terisi cadangan makanan sehingga membentuk umbi semu yang dikenal sebaghai pseudobulb. Daun Dendrobium antennatum merupakan daun tak lengkap karena tak bertangkai daun. Daun umumnya berjumlah 4-18 Helai pada setiap batang dengan bentuk bulat meruncing.
Perbungaan Dendrobium antennatum tumbuh pada ujung batang atau pada nodus batang dengan tipe resemose. Satu perbungaan terdiri dari 9-21 bunga. Bunga memiliki sepal mengeriting kearah belakang, petal lateral yang tegak ke atas dan terpilin dengan labelum berwarna putih. Labelum memiliki lima keels dan corak garis berwarna ungu. Tangkai bunga mengalami resupinasi. Bunganya wangi lembut serta selalu
Berbunga tanpa mengenal musim dengan ukuran bunga mencapai 7,5 cm. buah biji. Biji anggrek tersebut memiliki struktur yang sederhana yaitu berupa kumpulan sel-sel homogen yang bersifat embrionik dan diselimuti oleh testa (seed coats). Testa merupakan lapisan sel mati memiliki strutur yang kaku dan kuat. Ukuran biji anggrek ini berkisar antara 0,3 mm dan 5 mm.
Ekologi : Hidupnya epifitpada cabangcabang pepohonan dalam hutan daerah pantai hingga hutan hujan di pegunungan dan hidup di hutan pantai atau di ketinggian 0-800 m dpal. Anggrek ini tumbuh subur pada daerah bersuhu 16-19ºC pada malam hari dan 24-32ºC pada siang hari. Anggrek ini juga menyukai kelembaban dengan kisaran kelembaban antara 50% dan 80% dengan derajat keasaman media alami (pH) 7-7,5.Tanaman anggrek ini sangat menyukai cahaya matahari dengan intensitas yang banyak.
Perbanyakan: Sistem perbanyakan konvensional pada anggrek Dendrobium antennatum biasanya dilakukan secara vegetatif, yaitu dengan memisahkan (memotong) tanaman anakan dengan induknya. Tanaman anakan dapat berupa tunas yang tumbuh dari pangkal batang atau dapat juga berupa keiki. Keiki merupakan tunas yang tumbuh dari nodus batang atau tangkai bunga. Perbanyakan secara generatif dapat melalui biji. Biji anggrek ini berkecambah secara alami dengan bantuan simbiosis mikorhiza untuk memperoleh nutrisi. Biji dapat disemai secara invitro dengan menggunakan media sebagai penyedia nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan anakan.
Maanfaat : Dendrobium antennatum dimanfaatkan dalam bentuk tanaman pot sebagai penghias ruangan atau pekarangan. Anggrek ini juga dapat digunakan sebagai salah satu pelengkap karangan bunga atau hiasan dekorasi dalam bentuk bunga potong. Dengan aromanya yang wangi Dendrobium antennatum berpotensi sebagai penghasil wangi-wangian.
Klasifikasi ilmiah Anggrek Kelinci sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Liliidae
Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae
Sumber :
http://telukcenderawasih-nationalpark.org
https://ameliaway.wordpress.com
foto: @antikhoirotunhisan_