Nuryasin, sosok pembelajar. Setelah menyimak materi workshop di Kampoeng Anggrek dari pakar phonegraphy Nanang Efendie, keesokan harinya dia berburu sunrise di Kampoeng Anggrek. Karyanya dipilih juri sebagai yang terbaik dalam Beauriful Kampoeng Anggrek Photo Contest 2019.
—
UFUK merah menyingsing di timur langit, ketika Nuryasin mengendap di kawasan Kampoeng Anggrek. Sesaat, pria muda ini mengamati kawasan sekitar. Hari itu – Minggu (31 Maret 2019), masih pagi sekali. Matahari masih bersembunyi. Jarum pendek sedikit bergeser melewati angka lima.
“Saat yang tepat… ” batinnya. Sejumlah spot sudah tervisual dalam benak Nuryasin. Dia hanya menanti matahari sedikit naik untuk membidikkan kamera handphone.
Nuryasin beranjak. Melangkahkan kaki ke titik yang sudah direncanakan, namun terdengar teriakan. “Hei..!” Seorang pria menghampiri. Menggelandang Nuryasin. Ternyata, pria itu seorang security.
Duh.. Kampoeng Anggrek masih tutup. Wajar sih, security mengamankan orang asing di kawasan yang harus dijaganya. “Untung ada mas Rudy yang menyalamatkan saya,” kata Nuryasin sembari tertawa.
Rudy, panitia Beautiful Kampoeng Anggrek Photo Contest 2019 menjelaskan pada security: jika Fotografer diijinkan Direktur Kampoeng Anggrek Dr. Zaenudin masuk, meski Kampoeng Anggrek belum buka.
Tapi, beritahu terlebih dahulu ke Security dong.. Supaya nggak salah paham.. hehe..
***
Sekelumit cerita Nuryasin itu menjadi pernik, di panggung juara pada penganugerahan Beautiful Kampoeng Anggrek Photo Contest di Galeri Resto Kampoeng Anggrek, pada Ahad 5 Mei 2019. Kegigihannya meninggalkan rumahnya di Puncu, Kediri, selepas subuh demi mendapatkan momentum matahari muncul tak sia-sia.
Meski tersendat, akhirnya dia membidik hamparan bunga tepat waktu. Sesuai rencana. Angle fotonya; hamparan bunga dengan matahari di sudut kanan atas. Karya Nuryasin berjudul “: “Warna Bunga dan Sinar Surya” akhirnya menjadi kampiun Kampoeng Anggrek Photo Contest Kategori Umum.
Hal yang luar biasa. Sosok pemuda ini sebelumnya tak pernah ikut lomba foto. Debutan yang langsung juara. Dia bahkan mengalahkan sejumlah nama fotografer yang kerap berkibar dalam berbagai kontes foto. “Alhamdulillah, saya sama sekali nggak mengira,” katanya.
Karya Nuryasin ini diapresiasi oleh juri. Menurut Tomy Dwi P, karya Nuryasin sesuai tema ‘warna-warni’. Kelebihan lainnya, karya foto Nuryasin berhasil memunculkan RoL (rays of light), dimana garis-garis sinar matahari tampak di frame. “Teknik ini biasanya digunakan dengan kamera DSLR. Nuryasin berhasil memunculkan RoL dengan kamera handphone, ini kesulitannya lebih tinggi,” kata dedengkot Kephoc ini.
Nuryasin adalah sosok pembelajar. Dia peserta workshop ‘Smartphone Photography’ yang digelar di Kampoeng Anggrek, pada 30 Maret 2019. Dia memang bertekad menimba ilmu dari pakarnya, Nanang Efendi. Menyimaknya.
Tak cukup itu. Mahasiswa IAIN Kediri ini juga memperkaya referensi. Dia mencari berbagai foto dengan objek dan karakter yang mirip dengan kawasan di Kampoeng Anggrek. Setelah workshop, dia juga mencari spot itu.
Nuryasin memperoleh hadiah tropi, uang Rp 1,5 juta serta sertifikat. Hadiah yang lumayan untuk mahasiswa.
“Hadiahnya digunakan untuk apa?” goda Lusi, mc penganugerahan. “Sebagian dipergunakan untuk kepentingan saya sendiri, sebagian untuk orang-orang rumah,” jawab Nuryasin, sembari tersipu.
Selamat ya Nuryasin. Jangan pernah berhenti untuk belajar dan terus berprestasi.