Penanganan hama dan penyakit hendaknya berpegangan pada prinsip “mencegah lebih baik dari pada mengobati.
Dalam pemeliharaan phalaenopsis spesies, masalah hama dan penyakit dapat selalu muncul sehingga perlu cara pengendaliannya.
Pengertian hama dan penyakit hendaknya dibedakan untuk memudahkan penangannya. Dalam pengertian sederhana, hama digolongkan sebagai pengganggu kasat mata seperti jamur bakteri, dan virus. Penyakit hanya terlihat dengan bantuan alat pembesar seperti mikroskop.
Memiliki anggrek yang sehat tentu saja merupakan dambaan setiap orang. Untuk itulah diperlukan penanganan yang benar agar tanaman terhindar dari gangguan hama dan penyakit. Penanganan hama dan penyakit hendaknya berpegangan pada prinsip “mencegah lebih baik dari pada mengobati.
Oleh karena itu, sedapat mungkin anggrek dirawat dan dijaga agar jangan sampai terserang penyakit dan hama. Melakukan pencegahan dini akan lebih efisien dari biaya segi biaya maupun waktu dibandingkan pengobatan.
HAMA
Seperti tanaman lain, anggrek juga tidak luput dari serangan hama. Serangan ulat, ngengat kutu dan siput merupakan contoh hama yang sering mengganggu tanaman anggrek. Hama-hama tersebut umumnya menyerang atau memakan bagian tanaman tersebut.
Serangan hama dapat mengakibatkan kerusakan yang cukup merugikan. Untuk itulah diperlukan upaya pengendalian dan kontrol terhadap tanaman sehingga dapat mengurangi risiko kerusakan yang lebih parah.
Pengendalian hama dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu mekanis, pengaturan sanitasi lingkungan atau ekologi dan kimiawi.
Pengendalian hama secara mekanis dilakukan dengan cara menangkap langsung hama yang terdapat pada tanaman. Jika populasinya sedikit, keong atau ulat dapat ditangkap pada malam atau siang hari.
Pengendalian lainnya adalah dengan sanitasi lingkungan. Sanitasi yang baik dan terjaga mengurangi kemungkinan hama menyerang tanaman.
Pengendalian dengan kimiawi dapat dijadikan pilihan jika cara lain tidak mungkin dilakukan atau tidak dapat mengatasi hama. Artinya, jika sudah dilakukan cara mekanis atau sanitasi lingkungan tetap saja hama menyerang tanaman maka secara kimiawi pun dapat digunakan.
Penggunaan pestisida relatif lebih praktis dan cepat cara kerjanya. Namun, harus diperhatikan dosis dan cara pemakaiannya.
PENYAKIT
Bakteri dan jamur sering menyerang daun, batang, akar maupun bunga anggrek. Penyakit masuk pada jaringan melalui stomata atau luka pada tanaman.
Adanya jamur pada tanaman tampak saat sporanya tumbuh. Sementara, adanya serangan bakteri sulit dikenali, kecuali setelah adanya tanda-tanda terjadinya serangan.
Gejala awal serangan jamur dan bakteri sering dianggap sama, terdapat bercak-bercak kecil, melepuh seperti tersiram air panas, berair baik berkeruh maupun bening dan berbau amis,
Namun, jamur mengeluarkan cairan bening dan tidak berbau. Selain itu, penyebaran bakteri lebih cepat dibandingkan jamur.
Serangan bakteri dan jamur umumnya terjadi bila kondisi lingkungan tanaman kurang sesuai, yaitu kondisi sirkulasi udara di dalam rumah kaca kurang baik serta kelembaban udara dan suhu tinggi.
Untuk mencegah terjadinya serangan penyakit, sebaiknya kondisikan lingkungan atau ekologinya.
Kondisi lingkungan yang baik bagi anggrek phalaenopsis. Dalam hal ini, kondisi lingkungan yang sangat berperan adalah :
1. Suhu siang antara 28 – 30′ C.
2. Intensitas cahaya 20 – 35 persen
3. Kelembapan udara sekitar 60 – 75 persen.
4. Udara bergerak, serta
5. Sumber air dengan derajat keasaman (pH) 6-7.
Banyak cara dalam upaya mengondisikan ekologi tersebut. Di siang hari, saat teriknya matahari
dapat menyebabkan suhu udara menjadi tinggi dan kelembapan udara menjadi rendah. Secara sederhana, suhu udara yang tinggi tersebut dapat diturunkan dan kelembapan yang rendah dapat dinaikkan dengan cara penyiraman lantai atau pengabutan, yaitu penyemprotan butiran air lembut di sekitar rumah tanaman. Upaya tersebut dapat juga dilakukan dengan penggunaan alat pengendali yang disebut cooling pet (tirai air) yang diletakkan pada salah satu sisi rumah tanaman, beserta alat lain sebagai pelengkap, yaitu blower (pengembus) yang diletakkan di belakang tirai air, exhausefan (penyedot) udara dari dalam ke luar yang bekerja secara mekanik, dan pengatur waktu (timer).
Intensitas cahaya diatur dan disesuaikan dengan krei yang terbuat dari bambu atau paranet. Paranet merupakan lembaran plastik hitam rajutan berkerapatan tertentu yang disesuaikan dengan umur dan jenis pohon. Paranet ini dipasang di bawah atap plastik.
Dengan upaya-upaya pengendalian kondisi lingkungan tersebut, tentu saja menyebabkan kepesatan tumbuh dan keberhasilan pemeliharaan sesuai yang diharapkan. Singkatnya, sukses suatu budidaya anggrek pada umumnya sangat tergantung pada pengondisian faktor lingkungan tersebut.
Sebut saja faktor tersebut merupakan faktor primer, sedangkan pemberian pupuk dan pestisida merupakan faktor sekunder.
Bila tanaman sudah terserang, upaya yang harus dilakukan adalah pengendalian sesegera mungkin. Bila upayan pengendalian tersebut terlambat, dapat timbul kerugian yang lebih besar.
Upaya pengendalian penyakit yang dapat dilakukan adalah dengan penyemprotan fungisida dan bakterisida. Segera pisahkan tanaman yang terserang dengan mengisolasikannya dari tanaman sehat.
Sumber : Buku “Anggrek Phalaenopsis Spesies” (Rizal Djaafarer)
foto ; RuangTani.com